Wanita Lebih Berisiko Alami Penurunan Mental

Selasa, 18 Agustus 2015 - 09:15 WIB
Wanita Lebih Berisiko...
Wanita Lebih Berisiko Alami Penurunan Mental
A A A
Wanita dengan tanda-tanda peringatan awal demensia atau pikun disinyalir mengalami penurunan mental dua kali lebih cepat dibandingkan laki-laki. Banyak ahli menduga bahwa hal ini terjadi karena wanita memiliki usia hidup lebih lama daripada rata-rata laki-laki.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa jenis kelamin mungkin memiliki dampak yang mendasar pada usia kerja otak. Menurut penelitian yang dipresentasikan belum lama ini dalam Alzheimer’s Association International Conference di Washington DC, wanita yang didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan atau mild cognitive impairment(MCI),

yang umumnya diawali dengan gejala demensia, menampilkan penurunan kemampuan mental dua kali lipat tingkatnya daripada pria. Para ahli di Duke University di North Carolina mengamati sekitar 400 orang yang berusia 70-an tahun selama delapan tahun setelah mereka pertama kali didiagnosis dengan MCI.

Biasanya MCI digembargemborkan sebagai penyimpangan memori dan konsentrasi. Tim menemukan bahwa wanita mengalami penurunan lebih cepat daripada laki-laki dalam kekuatan otak mereka, termasuk memori, perhatian, dan kemampuan memecahkan masalah. Eksperimen mereka tidak menjelaskan mengapa wanita mengalami penurunan jauh lebih cepat.

Namun, para peneliti mengatakan bahwa temuan mungkin memiliki implikasi bagi pemahaman kita tentang penyakit alzheimer, salah satu penyebab utama demensia. “Temuan kami menunjukkan bahwa pria dan wanita yang berisiko terkena alzheimer mungkin memiliki dua pengalaman yang sangat berbeda,” sebut Katherine Amy Linn, yang memimpin penelitian tersebut.

Sebuah penelitian berbeda juga memaparkan temuannya bahwa perempuan memiliki tingkat amyloid proteinyang lebih tinggi dibandingkan lakilaki. Lebih dari 800.000 orang di Inggris diperkirakan berisiko mengalami demensia, 61% dari mereka adalah perempuan. Dr Maria Carrillo, kepala ilmiah dari Asosiasi Alzheimer,

mengatakan bahwa perempuan tidak proporsional dipengaruhi oleh alzheimer dan ada kebutuhan mendesak untuk memahami perbedaan struktur otak, perkembangan penyakit, dan karakteristik biologis yang turut berkontribusi terhadap prevalensi dan tingkat penurunan kognitif yang lebih tinggi.

“Untuk menangani dan membantu mengurangi risiko alzheimer, sangat penting untuk memahami alasan-alasan atas perbedaan yang terjadi,” kata Dr Maria Carrillo. Sebuah penelitian ketiga yang dipresentasikan pada konferensi oleh para ahli dari Oregon Health and Science University menemukan bahwa wanita lebih berisiko daripada laki-laki dari masalah kognitif dan fungsional jangka panjang setelah operasi.

Dr Doug Brown, direktur penelitian di Inggris Alzheimer Society, mengatakan bahwa jauh lebih banyak perempuan yang mengalami demensia di dunia Barat dibandingkan laki-laki dan ini bukan hanya karena mereka hidup lebih lama. Penelitian baru ini menunjukkan bahwa wanita dengan masalah memori mengalami tingkat penurunan kognitif lebih cepat daripada laki-laki dan juga lebih rentan untuk mengalami demensia setelah operasi.

Para peneliti menegaskan bahwa masih banyak jalan panjang untuk mengungkap semua penyebab kompleks dari demensia. “Penelitian pada masa depan perlu untuk memahami mengapa perbedaan gender ini bisa terjadi sehingga bisa membantu kami mengembangkan dan perawatan untuk pria dan wanita dengan kondisi yang demikian,” kata Dr Doug Brown.

Larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0701 seconds (0.1#10.140)